Selasa, 01 November 2011

Cerita Seks Bercinta Dengan Tiga Lelaki Saat Tahun Baru - 6

Ia duduk dilantai dan bersandar pada dinding, aku duduk dipangkuannya membelakanginya. Dengan mudah, batangnya yang basah terkena liurku itu memasuki mekiku. Aku menggoyangkan pinggulku, aku sudah sering melihat gaya ini dalam video bokep yang sering kutonton untuk masturbasi. Kugoyangkan tubuhku naik-turun sehingga batangnya menghujam mekiku. Ari meraba toketku dari belakang sambil mendesah-desah keenakan. Aku terus menggoyangkan tubuhku naik turun, Ari kini memainkan toketku sambil memilin-milin kedua pentilku yang sudah keras sekali itu. “Ahh…ah…ahh.aahh..ahh..ah..ah..” aku mendesah keenakan sambil terus mengoyangkan tubuhku. Aku sudah sangat lelah sehingga goyanganku berhenti. Ari langsung menggoyangkan pinggulnya dengan cepat sedangkan tangannya meremasi toketku. “Ohhh…ohhhh..oohhh..enak..terus..uhhh…oohh h” aku mendesah keenakan. Desahanku itu ternyata membuat nafsu Frans bangkit lagi dia mendatangiku yang masih menggeliat2 dipangkuan Ari. “Din ,kocokin dong..” katanya. Ia ingin aku melakukan hand job, dengan tangan kananku, kukocok batangnya yang sudah menegang itu. “ah..ah..enak Din..” katanya sambil merem melek keenakan. Ari terus menggoyangkan pinggulnya dengan cepat sambil menciumi leherku, remasannya pun makin liar. Aku masih mengocok batang dia dengan cepat. Kami terlarut dalam pesta seks yang sangat nikmat itu. “ah..ahh..Din..mau keluar nih..masukkin kemulut!” kata Frans. Kubuka mulutku dan kuarahkan batangnya kedalam mulutku lalu muncratlah spermanya memenuhi mulutku, langsung kutelan spermanya. Ari masih terus menggenjotku sambil menciumku dan meremas-remas toketku dengan gemas. “oooohhhhhhhhh….” aku mendesah panjang tubuhku menggelinjang, rasa nikmat memenuhi tubuhku. Goyangan pinggul Ari makin cepat remasannya makin ganas. Ia menggoyangkan pinggulnya sambil meremas toketku dan mencium bibirku kami berpagutan, menumpahkan seluruh nafsu dan hasrat kami. Ciuman itu membuat nafsu ku bangkit lagi dengan cepat, tanpa sadar aku juga menggoyangkan pinggulku. Merasa tenaga dan nafsuku sudah bangkit, Ari mengentikan goyangannya. Kini aku menggoyangkan pinggulku dengan cepat. Keringat memabasahi tubuhku. Toketku juga sudah sangat basah karena liur bercampur keringat. Ari menghentikan remasannya, tempaknya ia ingin mengistirahatkan tangannya dulu. Frans kembali mendatangiku. “Ayo jepit Din..” Rupanya ia ingin aku melakukan breast fucking kesukaannya. Agak susah melakukannya karena aku harus menggoyangkan pinggulku. Kujepitkan batangnya dengan toketku lalu kugerakkan naik-turun. Ari mengentikan goyanganku, tangannya menahan pinggulku, tampaknya ia juga tak ingin cepat-cepat keluar. “Din, kamu enak banget deh! Apalagi toket kamu kenyel ‘n montok banget..” kata Ari sambil tertawa puas. Aku meneruskan pekerjaanku. Kunaik turunkan jepitanku. batangnya itu terjepit erat oleh toket montok ku. “ah…ahhh…ah…bentar lagi nih Din…uhhhhh!” batangnya kembali memuntahkan cairan kental berwarna putih itu sehingga mengenai leher dan toketku. Kulepaskan jepitanku, dia duduk di kasur untuk mengatur nafasnya, dengan menggunakan jariku, kuambil spermanya yang mengenai leher dan toketku dan langsung kuisap. Ari langsung melanjutkan genjotannya, digoyangkannya pinggulnya dengan sangat cepat. “ahh…ahh..a..aahhh..enak..uh..terus genjot…ohhhh…” aku mendesah menikmati genjotannya. dengan tangan kananku, kuraih tangan kanan Ari lalu meletakkannya di toket kanan ku, lalu menyusul tangan kirinya kuletakkan di toket kiriku. Mula-mula ia meraba kedua toketku lalu meremasnya dengan sangat gemas. Sambil meremas dan menciumku dia meningkatkan kecepatannya, goyangan pinggulnya terasa makin cepat, nafasnya juga makin memburu. Ari sepertinya akan mendapatkan orgasmenya. Goyangan pinggulnya makin cepat dan remasannya pun tak pernah berhenti bahkan makin kasar nafasnya pun makin memburu. Aku mencoba menaikkan nafsunya dengan mendesah.

“Ohhh…o..ooooooooohhhhhh….enak
bang..terus…remes…genjot terus bang…umhhhhh…” Desahanku yang barusan benar-benar membuat nafsunya makin tak terkendali. Sambil mencium bibirku dan meremas toketku, dia tak berhenti menngenjotku, bahkan makin lama makin cepat, kurasakan batangnya menusuk dalam dan goyangannya makin cepat, remasannya makin keras dan kasar, lalu sebuah lenguhan panjang keluar dari mulutnya, ia mencubit kedua pentilku dengan keras, bersamaan dengan itu, spermanya membanjiri mekiku. Setelah itu, ia menarik batangnya dan berhenti sebentar untuk mengatur nafas.


Aku tau kalo Ari tak akan puas dengan satu gaya saja. Ia masih merebahkan badannya untuk mengatur nafasnya. Kudatangi dia dan langsung kuarahkan batangnya kedalam mekiku. Cairan pelumas mekiku membuat batangnya mudah menerobos mekiku. “wah..masih belum puas juga ya, Din?” katanya sambil tersenyum puas. Kugoyangkan pinggulku. Kuraih kedua tangannya lagi lalu meletakkannya pada kedua toketku. “o..Belum puas diremes ya?” kata Ari lagi.

“oh..ohh..i..iya..remesin bang…” kataku dengan nafas memburu. Ari pun langsung meremas kedua toketku pelan-pelan. Aku suka dengan posisi ini karena cowok yang kulayani bisa meremas toketku dengan mudah. Aku menggoyangkan pinggulku dengan cepat, sementara Ari meremas toketku pelan, tampaknya dia tau aku suka kalo toketku diremas, jadi dia mempermainkan nafsuku dengan meremas toketku pelan-pelan. Nafsuku semakin naik tak terkendali. Kugoyangkan pinggulku dengan kecepatan tinggi sambil terus mendesah keenakan. Perlahan-lahan remasan Ari makin cepat, aku yang sudah dikuasai birahi ini makin mempercepat goyangan pinggulku dan mendesah tak karuan, Ari seperti terpengaruh dengan goyanganku, remasannya makin kasar.

“oh..oh…ohh…ohh..ohh..oh..oh..” aku mendesah keenakan sambil terus kupacu goyanganku. Ari sangat menikmati pelayananku ini, terlihat dari desahannya yang menahan nikmat itu, kini Ari tampaknya sudah puas meremas toketku dan kali ini ia memilin kedua pentilku sehingga nafsuku naik turun dan badanku seperti tersengat listrik setiap dia memilin pentilku yang sudah keras itu. Aku yang sudah 16 menit dalam posisi itu merasa akan mendapatkan orgasmeku sebentar lagi, terus kupacu goyanganku lebih cepat, Ari pun sepertinya sama, kontraksi antara diniding mekiku dengan batangnya membuatnya keenakan, Ari juga sesekali menggerakkan pinggulnya agar batangnya bisa lebih menusuk mekiku. Kupacu terus goyanganku sedangkan Ari yang sudah dekat orgasme itu juga ikut
menggerakkan pinggulnya. “ah…ah..terus Din…” Ari mendesah keenakan.


“uhh…uhhhh…bang…aku…udah…ahhhhhhhhhh …. ” Aku mendesah panjang, sensasi nikmat mengalir keseluruh tubuhku, aku sangat kelelahan setelah melayani 2 orang dalam waktu yang lama, tapi tiba-tiba aku merasa tubuhku seperti tersengat listik, Ari mencubit keras-keras kedua pentilku sambil melenguh panjang, dan lagi-lagi cairan sperma memenuhi mekiku. Ari menopang tubuhku yang sudah lemas itu lalu menarik batangnya dari mekiku.

BERSAMBUNG - - -

1 komentar:

  1. HOT | HEBOH | HANGAT | SERU
    ___________________________

    MANIAC BOKEP
    _____________
    MEMEK PACARKU
    _____________

    BalasHapus