Selasa, 01 November 2011

Cerita Seks Bercinta Dengan Tiga Lelaki Saat Tahun Baru - 9

“ahh…ahhhh….ahhh…bang…ahhhhhh…. ” aku tak bisa berhenti mendesah ketika batangnya menggesek-gesek dinding mekiku yang rapat itu. Aku merasa pentil kananku seperti dikenyot, ternyata Ari sedang mengenyot toket kananku sedangkan tangannya meremas toket kiriku yang tak dikenyotnya. Frans menggoyangkan pinggulnya dengan cepat, kontraksi dinding mekiku membuat batangnya terjepit didalam mekiku sehingga membuatnya merasa nikmat. Ari mengenyot toketku bergantian kiri-kanan sambil terkadang ia menggigit pentilku pelan untuk membangkitkan libido ku.

“eeennngggghhh…bang…abis..ini..udahan…du ..lu ..ya…o..oooohhhhhh” Aku benar-benar merasa lemas bercampur nikmat. Ari tampaknya sudah puas mengenyot toketku, dia meraih tangan kananku lalu meletakkannya di batangnya. Langsung kukocok batangnya hingga pemiliknya melenguh keenakan. Sambil menggenjotku, Frans kini meremas kedua toketku dengan gemas. Tanpa kusadari, nafsuku sudah naik lagi, aku menggoyangkan pinggulku juga. Kukocok terus batang Ari, dia semakin bersemangat, dia terus menambah kecepatannya.

“ah..ah..Din..masukin ke mulut ya…” Ari sudah hampir mendapatkan orgasmenya. Kumasukkan batangnya kedalam mulutku, spermanya menyemprot cukup banyak didalam mulutku. Langsung kutelan spermanya dan kuisap batangnya hingga tak ada spermanya yang tersisa pada batangnya. Setelah puas dengan hand job-ku, Ari keluar meninggalkan aku dan Frans.
Aku tau kalo Ari tak akan puas dengan satu gaya saja. Ia masih merebahkan badannya untuk mengatur nafasnya. Kudatangi dia dan langsung kuarahkan batangnya kedalam mekiku. Cairan pelumas mekiku membuat batangnya mudah menerobos mekiku.

“wah..masih belum puas juga ya, Din?” katanya sambil tersenyum puas. Kugoyangkan pinggulku. Kuraih kedua tangannya lagi lalu meletakkannya pada kedua toketku. “o..Belum puas diremes ya?” kata Ari lagi.

“oh..ohh..i..iya..remesin bang…” kataku dengan nafas memburu. Ari pun langsung meremas kedua toketku pelan-pelan. Aku suka dengan posisi ini karena cowok yang kulayani bisa meremas toketku dengan mudah. Aku menggoyangkan pinggulku dengan cepat, sementara Ari meremas toketku pelan, tampaknya dia tau aku suka kalo toketku diremas, jadi dia mempermainkan nafsuku dengan meremas toketku
pelan-pelan. Nafsuku semakin naik tak terkendali.

Kugoyangkan pinggulku dengan kecepatan tinggi sambil terus mendesah keenakan. Perlahan-lahan remasan Ari makin cepat, aku yang sudah dikuasai birahi ini makin mempercepat goyangan pinggulku dan mendesah tak karuan, Ari seperti terpengaruh dengan goyanganku, remasannya makin kasar.

“oh..oh…ohh…ohh..ohh..oh..oh..” aku mendesah keenakan sambil terus kupacu goyanganku. Ari sangat menikmati pelayananku ini, terlihat dari
desahannya yang menahan nikmat itu, kini Ari tampaknya sudah puas meremas toketku dan kali ini ia memilin kedua pentilku sehingga nafsuku naik turun dan badanku seperti tersengat listrik setiap dia memilin pentilku yang sudah keras itu. Aku yang sudah 16 menit dalam posisi itu merasa akan mendapatkan orgasmeku sebentar lagi, terus kupacu goyanganku lebih cepat, Ari pun sepertinya sama, kontraksi antara diniding mekiku dengan batangnya membuatnya keenakan, Ari juga sesekali menggerakkan pinggulnya agar batangnya bisa lebih menusuk mekiku. Kupacu terus goyanganku sedangkan Ari yang sudah dekat orgasme itu juga ikut
menggerakkan pinggulnya.

“ah…ah..terus Din…” Ari mendesah keenakan.


“uhh…uhhhh…bang…aku…udah…ahhhhhhhhhh ….

” Aku mendesah panjang, sensasi nikmat mengalir keseluruh tubuhku, aku sangat kelelahan setelah melayani 2 orang dalam waktu yang lama, tapi tiba-tiba aku merasa tubuhku seperti tersengat listik, Ari mencubit keras-keras kedua pentilku sambil melenguh panjang, dan lagi-lagi cairan sperma memenuhi mekiku. Ari menopang tubuhku yang sudah lemas itu lalu menarik batangnya dari mekiku.

BERSAMBUNG - - -

Tidak ada komentar:

Posting Komentar